Das Leben ist nur einmal || Viel Spaß in deinem Leben

Sabtu, 22 Mei 2021

Shock Culture di Jerman

    Hai pembaca setia blog Keluarga Batak di Jerman, hari ini saya ingin sekali berbagi pengalaman tentang shock culture saat saya pertama kali menginjakkan kaki di Jerman. Saya ingin berbagi pengalaman ini, supaya kelak jika suatu hari teman-teman menginjakkan kaki di Jerman, kalian tidak terlalu kaget. Pastinya budaya Indonesia dan Jerman sangatlah berbeda.

  • Saat menyebrang jalan, menyebranglah di zebra cross atau lampu merah. Kenapa? Karena saat kalian menyebrang jalan di zebra cross, kalian tidak perlu merentangkan tangan untuk memberhentikan para pengendara. Jika para pengendara tetap menjalankan kendaraannya saat ada orang yang akan menyebrang di zebra cross, bisa-bisa mereka akan di kenakan sanksi. 

  • Saat ingin membayar tiket bus, bayarlah di depn (langsung pada sopir). Saya yang terbiasa di Jakarta saat ingin naik busway tinggal tempel kartu di pintu masuk, di Jerman (khususnya daerah tempat tinggal kami) masih menganut sistem tradisional. Anyway disini, tidak ada kenek bus ya :)  

  • Jerman adalah negara 4 musim. Karena Jerman adalah negara 4 musim, otomatis lemari baju saya pun penuh dengan pakaian berbagai musim. Ada musim panas, gugur, dingin dan semi. Musim favorit saya adalah musim semi, karena saat musim semi akan ada banyak sekali bunga-bunga yang bermekaran (entah yang sengaja di tanam atau bahkan banyak sekali bunga liar). Nah, musim yang tidak begitu saya sukai adalah musim dingin. Musim dingin 2020 ke 2021 adalah musim dingin terdahsyat yang pernah saya alami, karena suhu mencapai -24 derajat Celcius ditambah saat itu ada badai salju selama hampir seminggu dan jalan raya pun super duper licin karena salju yang membeku dan menjadi es. Tapi kalau saat musim panas, hmmmmm suhu terpanas yang pernah saya alami disini adalah 40 derajat Celcius, lebih panas dan kering daripada Jakarta. Lalu saat musim gugur adalah saat yang bagus untuk berfoto karena daun-daun yang hijau itu menjadi menguning dan sangaaaaaaaatttt cantik.

  • Setelah membahas musim, sekarang kita bahas cuacanya (karena cuaca dan musim itu berbeda yaa teman-teman).  Selama 25 tahun lahir dan besar di Jakarta, saya tidak pernah merasakan perubahan cuaca sedrastis di Jerman. Pernah suatu kali di bulan April lalu, saya seperti merasakan 4 musim dalam 1 hari. Di pagi hari sangat dingin, tiba-tiba  panas sekali, lalu hujan lebat, lalu datanglah hujan es hingga salju, lalu tiba-tiba bisa panas kembali dan saat matahari terbenam pun kembali dingin. Ya itulah Jerman, cuacanya unik. Kalau di Indonesia, gosipin tetangga adalah hal yang sering terjadi, kalau di Jerman gosipin ramalan cuaca adalah hal yang sering terjadi.
  • langsung panggil nama kepada orang yang lebih tua. Kakak ipar saya memiliki seorang anak perempuan, jadi otomatis anak perempuan ini adalah keponakan dari suami saya. Tapi, dia tidak pernah memanggil suami saya dengan sebutan paman, om, Ongkel, uncle, tulang, pakle atau apa lah itu. Keponakannya ini selalu menyebut nama suami saya. Wow, jika hal ini terjadi pada adat orang batak, bisa habislah di ceramahi anak ini dari terbitnya matahari sampai terbit lagi si matahari.

  • jadi punya hobi baru yaitu jalan kaki dan bersepeda. Aduhhh, ini yang bikin saya jatuh cinta sama negara ini, orang-orangnya suka sekali jalan kaki dan bersepeda. Kalau dulu saya punya tetangga, di mintain tolong sama orang tuanya beli kue di sebrang jalan saja dia tidak mau alasannya jauh. Kalau disini, jalan 10 kilometer pun sudah terbiasa. Dan yang saya sukanya adalah banyak sekali disini jalur sepeda dan pejalan kaki. Jadi meskipun kami tinggal di pedasaan, tapi infrastruktur itu sangat merata. Saking saya sukanya jalan kaki disini, saya pernah bekerja sebagai tukang bagi-bagi koran ke rumah-rumah orang selama setahun (lumayan lah gajinya per jam 10 Euro).  

  • melihat orang pegangan tangan, pelukan bahkan ciuman di pinggir jalan itu biasa. Ini nih yang bikin saya sampai menganga lebar. Kalau saja si mimin dan si mumun berciuman di negaraku, haduh haduh haduh bisa viral sampai netizen se-Indonesia gempar. Tapi saat itu saya tidak menegur mereka, karena ini adalah negara mereka, saya hanyalah tamu. Eittzzzz, tapi saya sekarang gitu kok disini (maklum terbawa arus hahahaha). Tapi saat kami ke Indonesia, saya selalu memperingatkan suami saya untuk tidak memeluk atau mencium saya di ruang publik, karena di negara kita itu adalah hal yang sangat tabu.

  • mertua tidak mau ikut campur dalam pernikahan anak. Dulu saya pernah berpacaran dengan seseorang, dan saya memilih berpisah karena orang tuanya terlalu melihat dari sisi bibit,bebet dan bobot. Nah, berbeda dengan budaya orang tua disini, mereka akan membebaskan anaknya untuk memilih pasangan dan tidak mau ikut campur dalam pernikahan anaknya. Jangankan masalah memilih pasangan, minta jatah bulanan ke anak pun mereka tidak mau. Jujur, saat itu saya sampai terpukau karena hal ini.

  • tidak makan nasi 3x sehari. Suami saya tidak mau saya mati karena saya tidak makan nasi, oleh sebab itu saat saya pindah, hadiah pertama yang dia belikan untuk saya adalah rice cooker. Menu orang Jerman itu simple banget : pagi roti, siang kentang dan teman-temannya, lalu malam hari roti lagi. Kalau menu makanan suami saya? tenang teman-teman, lidah dia sudah lidah Indonesia. Dia sangat suka nasi pakai rendang/sate.

  • harga bahan makanan asia sangatlah mahal. Buat teman-teman yang tidak terbiasa makan makanan western dan hanya cocok dengan makanan asia, bersiap-siaplah merogoh kocek yang cukup dalam. Harga beras, cabai, pete, kangkung, durian dll tidaklah sama dengan harga di Indonesia. Karena yaaa itu produk import, makanya mahal :).

  • layanan kesehatan yang wowww. Saya masukkan hal ini ke salah satu poin shock culture, karena saya sangaaaattt puassss dengan layanan kesehatan di Jerman. Saya pernah di rawat di rumah sakit kelas 3, tapi bagi saya itu bukanlah kelas 3 hahaha. Karena tempat tidurnya enak, ada tv, kamar mandinya bagus, makanannya pun cocok di lidah saya (saat itu saya bisa boleh memilih makanan karena ada beberapa pilihan). Papa mertua pun saat kemarin terkena kanker paru-paru, anak-anaknya tidak dikenakan uang apa pun karena semua sudah di cover asuransi.

  • banyak lansia tinggal di panti jompo. Kalau di Indonesia, hal ini terkesan horor ya. Banyak orang akan berfikir seakan mereka membuang orang tuanya. Padahal nyatanya, saat mereka di panti jompo, para lansia ini akan di rawat dan akan benar-benar di perhatikan oleh petugas. Mereka pun akan bermain dan bersenda gurau dengan kerabat-kerabatnya di panti jompo. Karena yang dibutuhkan oleh para lansia bukanlah harta atau tahta tapi teman untuk mengobrol. 

  • tidak memiliki rumah sendiri itu normal. Jika di negara kita memiliki rumah sendiri adalah hal yang sangat penting, lain halnya disini. Orang-orang disini tidak akan berlomba-lomba memiliki rumah sendiri. Alasannya kenapa, saya pun tidak mengerti. Kalau saya?? saya lebih memilih untuk memiliki rumah sendiri.

  • duda/janda, sudah punya anak/belum, sudah menikah/belum, orang tidak akan peduli. Ya, apa pun statusmu disini, terserah karena itu hidupmu bukan hidupku. Berbeda saat dulu saya belum menikah, pertanyaan yang muncul ''kapan nikah?'', lalu setelah menikah ''kapan punya anak?'' . Haduh pusing kepala barbie :(.

  • orang Jerman itu suka bir/alkohol. Untungnya, suami saya tidak suka minum itu. Karena setiap party orang Jerman, pasti akan ada alkohol di atas meja.

  • melihat tetangga paling hanya 2x dalam sebulan. Hal ini agak sedikit aneh di benak saya, karena biasanya dulu saya melihat para tetangga yang suka ngobrol-ngobrol di sore hari. Nah kalau disini, dari pagi sampai malam, mereka akan sibuk dengan kehidupan masing-masing.

  • setir kiri bukan kanan. Berbeda dengan Indonesia yang setir kanan. Oh ya, anyway, bikin SIM di Jerman mahal loh.. Bisa sampai 20an juta rupiah wkwkwkwk. Pendaftarannya saja, saya saat itu harus bayar 400 Euro. 

  • air keran bisa diminum. Meskipun air keran di Jerman bisa diminum, saya tetap memilih minum dari air botol. Tapi kalau untuk minum vitamin, saya pakai air keran. Jadi pemerintah Jerman itu, menjamin bahwa seluruh orang di negara ini bisa mengkonsumsi air yang bersih. Jadi kalian jangan khawatir yaaa :)

  • hari minggu adalah hari tenang. Jangan coba-coba menyalakan musik keras-keras di hari minggu, kalau kamu tidak mau tiba-tiba ada yang memencet tombol pintu rumah kamu. Jangankan menyalakan musim, supermarket saja di hari minggu tutup. 

  • berjemur tanpa busana. Di Jerman, kalian jangan syok ya jika di tempat-tempat tertentu ada banyak orang yang berjemur tanpa busana. Tempat tersebut dinamakan FKK (Freikörperkultur).

  • bawalah kantong/tas belanja dari rumah. Budaya ini sudah ada juga di beberapa daerah di Indonesia. Kalau di negara kita harga kantong plastik 200 rupiah, kalau disini hmmmm alemong bisa dapet Indomie 2 bungkus.

  • self service. Saat di supermarket, jangan harapkan para kasir akan membantu kalian untuk mengemas belanjaan kalian. Justru yang ada, kalau kalian terlalu lelet masukin barang belanjaan kalian, barang yang sudah di scan bisa menumpuk. Dan kalau setelah makan di restoran cepat saji, yuk jangan lupa taruh nampan di tempatnya, jangan dibiarkan di atas meja.

  • wajib pemilahan sampah di setiap rumah tangga. Tempat sampah di rumah kami itu ada banyak gaesss, karena sampahnya harus di pilah (ada sampah plastik, kertas, bio dll). Jika ada pakaian bekas, ada kontainernya sendiri. Botol-botol kaca juga saat akan dibuang harus di sortir sesuai warnanya.

  • kalau mau buang barang elektronik, bayar!! Nah berbeda dengan di Indonesia kalau ada barang bekas elektronik bisa di jual lagi, di Jerman kita justru yang harus bayar hahaha.

  • lihat mebel bekas di pinggir jalan dan kalian tertarik? bawa pulang aja! GRATIS!! Ya, kami pernah kok mungut lemari kecil di pinggir jalan dan itu beneran gratis guys. Kalau ada orang yang ingin mengganti mebel/mau pindahan rumah, biasanya mereka akan taruh begitu saja di depan rumah mereka, dan siapa pun boleh mengambilnya. Kalau sudah lebih dari beberapa hari mereka harus membuangnya ke tempat pembuangan.

Nanti kalau ada tambahan lagi, saya tulis lagi yaaa :), sekian dan terima kasih ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Surat B1

Die Aufgabe Sie waren auf der Hochzeit einer Freundin. Ein Freund/eine Freundin von Ihnen konnte nicht mitkommen, weil er/sie krank war. Sch...