Das Leben ist nur einmal || Viel Spaß in deinem Leben

Kamis, 04 Agustus 2022

Perjalanan Program Bayi Tabung Kami Yang Ke-2 Di Münster, Jerman

 Setelah kami gagal pada program IVF-ICSI yang pertama pada bulan Maret tahun 2021, maka kami memutuskan untuk melakukan program IVF-ICSI kembali. Tanpa menunda dalam kurung waktu yang lama, di tanggal 1 April 2021 kami langsung menghubungi pihak Kinderwunschzentrum Münster untuk mendaftarkan program IVF-ICSI yang ke-2. Dan ada beberapa hal yang harus saya penuhi terlebih dahulu sebelum tindakan medis, yaitu :

  1. Krebsvorsorgeabstrich (PAP-Abstrich) / PAP Smear. Pap smear adalah prosedur screening guna melihat potensi kanker serviks. Dan untuk biaya, di tanggung oleh Asuransi. Tindakan pap smear dilakukan pada Frauenarzt. Anyway, pesan saya untuk para wanita yang sudah aktif berhubungan seksual, jangan lupa untuk pap smear ya, tidak sakit kok :).
  2. TSH (thyroid stimulating hormone), Anti-TPO (antibodi terhadap thyroid peroxidase) yang dilakukan juga pada Frauenarzt/ bisa juga langsung pada Kinderwunschzentrum. Biaya pun juga di tanggung oleh Asuransi. 
  3. HIV-Serologie (tes HIV). Tes ini dilakukan di Hausarzt (bisa juga Frauenarzt/Kinderwunschzentrum) & biayanya 20,11 Euro.
  4. Hepatitis B Surface Antigen-Serologie (HBs-Ag). Tes laboratorium untuk menentukan hepatitis B akut, kronis, sembuh, mengetahui rentan/ tidaknya tubuh terhadap virus hepatitis B (HBV) atau juga untuk menentukan status vaksinasi. Tes saya lakukan di Hausarzt, tapi juga bisa dilakukan oleh Frauenarzt/ Kinderwunschzentrum. Biayanya 16,09 Euro.
  5. Hepatitis C-Serologie (HCV-Antikörper). Tes ini juga merupakan tes imunologi in vitro untuk mendeteksi kualitatif antibodi terhadap virus hepatitis C (HCV) dalam serum dan plasma manusia. Tes ini bisa dilakukan di Hausarzt, Frauenarzt & Kinderwunschzentrum. Biayanya 26,81 Euro.
Tes pada poin 3, 4 dan 5 saya lakukan pada tanggal 19 April 2021 & kami baru mendapatkan tagihannya pada tanggal 11 Mei 2021.
Suami saya pun juga di haruskan untuk melampirkan hasil dari kontrol kadar sperma di bagian Andrologi terdekat dari rumah. 
Saya pun juga tidak lupa untuk meminta kertas rujukan (Überweisungsschein) dari Frauenarzt untuk melakukan program bayi tabung.

                                                      Foto : Überweisungsschein dari Frauenarzt

Dan setelah semua hal yang di perlukan sudah terpenuhi, akhirnya di tanggal 7 Juni 2021 kami mendapatkan rencana tindakan  (Behandlungsplan) yang dimana kami akan melakukan In-Vitro-Fertilisation mittels Intrazytoplasmatischer Spermieninjektion und Embryotransfer. Apa itu? tindakan IVF-ICSI adalah tindakan yang dimana pembuahan dilakukan di laboratorium dan sperma akan langsung di injeksikan ke dalam sel telur. Pada Behandlungsplan juga tertera perkiraan biaya yang harus kami bayar nanti (jujur yaaa, saya tuh sempat bingung dengan sistem birokrasi kesehatan di Jerman, karena setiap saya kontrol, saya cukup menyebutkan nama saja/ tanggal lahir). Nah untuk biaya obat-obatan di perkirakan akan menghabiskan biaya 1.600-2.500 Euro. Dan untuk total keseluruhan di perkirakan sekitar 3.300-4.500 Euro. 

Apakah semua berjalan dengan lancar? hmmmm ternyata tidak. Tidak lama, saya terkena tumor kelenjar getah bening di bagian leher kanan dan saya di haruskan melakukan operasi. Oleh sebab itu kami harus menunda sebentar program bayi tabung kami. Sampai akhirnya di bulan Agustus (1 bulan pasca operasi), saya pun menyatakan siap untuk melanjutkan kembali program kami yang tertunda. 

Pertengahan Agustus, kami pun mengirimkan Behandlungsplan kepada pihak asuransi yang dimana pihak asuransi akan memberikan cap stempel pada poin Genehmigung durch die Krankenkasse. Puji Tuhan tanggal 19 Agustus 2021, pihak asuransi memberikan stempel tersebut dan berarti program bayi tabung kami akan di tanggung 50%. Setelah Behandlungsplan berada di tangan kita kembali, saatnya kita mengurus bantuan ke-2 yaitu dari pemerintah negara bagian NRW. Nah berapa sih total bantuannya? Sebenarnya berbeda-beda. Kalau pada kasus kami, karena kami menikah dan ini adalah program ke-2 kami, maka di perkirakan kami akan mendapatkan bantuan sekitar 900 Euro. Tapi sayangnya kami tidak mendapatkan bantuan tersebut, kenapa? karena saat kami belum mendapatkan email yang menyatakan bahwa permohonan kami di terima, kami sudah terlebih dahulu menebus resep dari pihak Kinderwunschzentrum. Ya, karena pada saat itu pandemi masih sangat hangat-hangatnya, sehingga proses permohonan sangatlah lama sekali (bahkan saat program kami hampir selesai, email pun tak kunjung tiba). Jika kami menunggu terlalu lama, maka akan terpotong lagi oleh libur Natal dan tahun baru.

Tanggal 8 September 2021, hal yang di tunggu-tunggu pun tiba, yaitu menstruasi. Itu berarti tindakan medis sudah semakin dekat. Jika menstruasi sudah tiba, saya harus segera menghubungi pihak Kinderwunschzentrum, untuk menentukan kapan saya harus mulai mengkonsumsi microgynon dan kapan saya harus kontrol ke Kinderwunschzentrum. Sejak awal program bayi tabung, saya sudah di haruskan untuk mengkonsumsi Folio Forte (asam folat) tahap 1. 


Tanggal 12 September 2021, saya mulai mengkonsumsi microgynon (1 hari 1 pil).


Lalu pada tanggal 25 September 2021, mulailah saya di suntik dengan decapeptyl. Saya menyebutnya ini adalah suntikan keramat 😅. Karena setelah saya disuntik, selama 5 menit perut saya rasanya seperti terbakar. Dan kata pihak Kinderwunschzentrum, hal tersebut normal. Saya pun punya sedikit trik untuk mengatasi keperihan suntikan ini, yaitu dengan tidur terlebih dahulu selama 1-2 jam dan saya akan bangun 5 menit sebelum di suntik, setelah di suntik saya akan mencoba untuk langsung tidur. Lumayanlah setidaknya rasa perihnya sedikit hilang karena biasanya saya akan langsung tertidur kembali. Agak berbeda dengan program sebelumnya, yang dimana saya harus menyemprotkan hidung saya dengan semprotan hidung (Nasenspray) synarel 2mg/ml. 



Tanggal 12 Oktober 2021, saya di haruskan datang ke Kinderwunschzentrum di Münster. Dilakukan lah USG transvaginal untuk melihat jumlah serta ukuran sel telur sekaligus untuk menentukan dosis suntikan Gonal F. Dan dimalam harinya, saya mulai disuntik 2 kali sehari, yaitu suntikan decapeptyl dan juga Gonal F. Kedua suntikan ini tidak boleh berada di posisi yang sama, jadi jika hari ini jadwal suntik decapeptyl di sebelah kiri, maka Gonal F di sebelah kanan. Tubuh yang disuntik adalah bagian perut sebelah bawah (di bawah pusar sedikit) , dengan jarak 1 telapak tangan ke kiri & kanan dari pusar. Jangan lupa suntikan-suntikan ini harus berada di dalam kulkas dan terhindar dari udara yang panas, apalagi dari paparan langsung sinar matahari. 5 menit sebelum jadwal suntik, baru kami keluarkan dari kulkas. Untuk dosis suntikan Gonal F pun berbeda-beda tergantung hasil USG transvaginal (2 hari sekali wajib datang ke Kinderwunschzentrum). Karena masih masa pandemi dan saat itu saya belum di vaksin, saya selalu wajib melampirkan hasil tes antigen untuk bisa masuk ke dalam gedung Kinderwunschzentrum

uniknya bentuk suntikkan Gonal F 

Tanggal 26 Oktober adalah hari terakhir saya disuntik dengan kedua suntikan tersebut, karena dokter menyatakan bahwa sel telur sudah cukup matang ukurannya. Sehingga esok harinya, saya di suntik dengan suntikkan penutupan, yaitu Ovitrelle.

                                                suntikkan ini juga harus di simpan di dalam kulkas
                                                        
Jadwal pengambilan sel telur pun tiba, yaitu tanggal 29 Oktober 2021. Malam sebelum pengambilan sel telur, saya di wajibkan untuk berpuasa. Dan tak lupa saya harus juga melampirkan tes PCR. Rasanya bagaimana? kalau boleh jujur, di tahap ini lah tahap yang membuat saya sedikit merasa kesakitan. Suntikan-suntikkan sebelumnya seperti tidak ada apa-apanya wkwkwk. Meskipun saya di bius setengah, tetap saja ketika efek bius itu hilang, rasa nyeri-nyeri sedap itu mulai datang. Di hari yang sama, suami pun harus mansturbasi dan memberikan sperma. Dan di hari itu juga, di lakukan injeksi sperma ke dalam sel telur. Setelah itu proses yang cukup menegangkan pun tiba, yaitu proses menunggu perkembangan embrio. Dari 15 sel telur yang di panen, hanya 8 yang berhasil bertahan menjadi embrio. Dan setelah di tunggu kembali beberapa hari kemudian, hanya 1 embrio yang berhasil bertahan. Pihak laboratorium pun menghubungi kami, dan menyarankan kami untuk menunda transfer embrio karena di perkirakan tidak sampai 50% persentase keberhasilan embrio tersebut bisa berkembang. Lalu jika transfer embrio di lakukan pasca pembekuan pun, persentase keberhasilan hanya 35%. Oleh sebab itu, kami putuskan untuk tetap melakukan transfer embrio di tanggal 3 November 2021. Proses transfer embrio sangatlah cepat dan tidak sakit sama sekali. Proses menunggu kembali tiba,  tapi kali ini jauh lebih menegangkan. 

                Apakah kami akan gagal lagi atau proses ke-2 ini akan berhasil?

 Setiap malam pasca embrio transfer, saya harus memasukkan 3x2 pil Progesteron (Famenita) ke dalam kemaluan saya setiap hari. Progesteron ini berfungsi untuk mempertebal ketebalan dinding rahim.

Hari demi hari pun kami lewati, hingga pada akhirnya secercah kebahagiaan ini mulai muncul karena selama 2 minggu menunggu tidak ada tanda-tanda keluar flek darah. Akhirnya saya pun memberanikan diri untuk tespek. Dan hasilnya?


Air mata kebahagiaan pun menetes. Akan tetapi kami harus tetap menunggu sampai hasil tes Beta hCG keluar. Di tanggal 15 November 2021, kami datang kembali ke Kinderwunschzentrum untuk melakukan tes Beta hCG. Tes di lakukan pada pukul 07:10 pagi. Siang harinya, kami pun mendapatkan hasil tes tersebut via telefon dan pihak Kinderwunschzentrum mengatakan selamat bahwa program kami berhasil. Jangan di tanya lagi, bagaimana perasaan kami saat itu. 4 tahun penantian akhirnya Tuhan izinkan saya mengandung. Setiap seminggu sekali pun saya wajib kontrol kembali ke Kinderwunschzentrum, di lakukan USG transvaginal untuk melihat perkembangan sang buah hati di dalam rahimku. Sampai pada akhirnya di tanggal 7 Desember 2021, akhirnya Tuhan izinkan saya untuk bisa mendengarkan detak jantung kami. 

Tanggal 7 Desember tersebut adalah jadwal terakhir saya kontrol di Kinderwunschzentrum, karena setelah itu aku sudah bisa kontrol di Frauenarzt. 1 minggu kemudian, saya pun mulai kontrol ke Frauenarzt, akan tetapi kontrol kali ini agak membuat saya sedikit heran, karena saya tidak mendengar sama sekali detak jantung anak kami. Dokter tidak mengatakan apa pun. Dokter hanya berpesan jika terjadi sesuatu (pendarahan atau apa pun), saya bisa menghubungi dokter pengganti beliau, dikarenakan pada saat itu klinik beliau akan tutup libur Natal dan tahun baru. 

Nah karena pil Famenita saya sudah mau habis dan saya lupa untuk meminta resep kepada dokter saya, akhirnya tgl 28/29 Desember (jujur ini saya lupa tanggalnya karena ini adalah tanggal terpahit yang dimana saya malas untuk mengingatnya) kami pun menghubungi salah satu dokter pengganti untuk meminta resep. Setelah saya mendapatkan jadwal, siangnya saya pun datang ke klinik beliau. Karena saya belum mendapatkan buku kehamilan dari dokter saya, saya pun di haruskan terlebih dahulu melakukan USG transvaginal untuk membuktikan apakah saya benar sedang mengandung atau tidak. Dan ternyata, yang awalnya saya datang dengan hati gembira, semua berubah ketika dokter mengatakan bahwa dia tidak melihat dan mendengar detak jantung anak kami. Dan perkiraan dokter, anak kami berhenti berkembang sejak 2 minggu sebelumnya. Saat itu saya hanya bisa berteriak (untungnya pasien beliau hanya saya seorang). Resep tak di dapat, tapi justru rujukan ke rumah sakit yang saya dapat. Ekspresi suamiku yang sedang menunggu di dalam mobil, yang tadinya senyum-senyum saat melihat saya keluar berubah menjadi tangisan yang sangat pecah ketika saya mengatakan bahwa anak kami sudah tidak ada detak jatungnya. Saat itu juga kami langsung bergegas ke rumah sakit dan hasilnya pun sama, yaitu anak kami sudah tidak ada.
Hancur? SANGAT!!!
Esoknya saya pun harus di bius total dan anak kami harus di keluarkan dari rahim saya. 

Sebenarnya Tuhan sudah memberikan sebuah tanda tapi kami tidak menyadarinya. Sejak 2 minggu sebelumnya (minggu-minggu saat anak kami di perkirakan sudah tidak berkembang), tiba-tiba suami saya tidak bisa mengisi bahan bakar. Bukan hanya ke 1 pom bensin, lebih dari 5 pom bensin sudah kami datangi dan hasilnya sama. Lalu kami pun menghubungi pihak perusahaan mobil kami untuk meminta jadwal supaya mobil kami bisa masuk bengkel. Dan setelah mobil kami di cek secara keseluruhan, apa hasilnya? kepala bagian bengkel mengatakan bahwa mereka tidak menemukan sedikit pun kerusakan pada mobil kami, akan tetapi mereka menyarankan untuk mengganti keseluruhan spare part tangki mobil kami dan itu pun kami harus menunggu sampai tahun baru 2022 karena spare part akan di pesan langsung dari Prancis. Keanehan pun muncul karena di hari saat kami mengetahui bahwa anak kami sudah tidak ada, tiba-tiba suami saya ingin mengisi bahan bakar mobil, dan apa yang terjadi? mobil kami kembali seperti normal. Ya! Mobil kami kembali bisa di isi dengan bahan bakar.

Dan ada kejadian aneh lagi di malam hari sebelum saya di kuret (jam 12 malam kurang 15 menit), saya tiba-tiba terbangun karena ingin ke toilet. Sebenarnya suami saya menyalakan alarm telfon tepat jam 12 malam supaya saya bangun untuk makan dan minum sedikit sebelum saya harus berpuasa. Akan tetapi entah kenapa tiba-tiba saat saya menuju toilet, alarm yang tidak pernah kami pakai dan tersimpan rapi di kamar tiba-tiba berbunyi. Dan suami saya pun segera mematikan alarm tersebut, akan tetapi tidak lama kemudian alarm tersebut kembali berdering, sampai pada akhirnya suami saya melepaskan baterai dari alarm tersebut. 

Ya beginilah kisah perjalanan program bayi tabung kami yang ke-2.
Kami tinggalkan 2021 sebagai kenangan yang terindah sekaligus terpahit.
Memasuki 2022, kami awali dengan semangat yang baru. Semoga Tuhan dengar doa kami, kerinduan kami untuk memiliki keturunan. 
Saya doakan untuk semua teman-teman sesama pejuang garis dua, semoga Tuhan memberkati rahim kita agar kelak Tuhan isi rahim kita dengan anak-anak yang takut akan Tuhan. 


Total biaya : 
  • Tes
    • Anti - Hepatitis B Serologie                            16,09
    • Anti - Hepatitis C Serologie                            26,81
    • Tes HIV                                                                20,11
          • Total biaya tes  63,01 Euro
  •  Obat-obatan (yang saya masukkan sudah di potong 50% oleh asuransi)
    • Microgynon                                                            8,12
    • Ovitrelle                                                              27,62
    • Gonal F 900IE  (4 pack)                                1.074,64
    • Decapeptyl (5 pack, 1 pack isi 7 suntikkan)   285,55
    • Famenita isi 90                                                   14,55
    • Famenita isi 30                                                     8,28
        • Total biaya obat-obatan 1.418,76 Euro
  • Folio forte                                                                        7,00
  • Tindakan medis Kinderwunschzentrum dll                 868,06    
  • Penyimpanan sperma                                                  250,00
  • Analisis kromosom dll                                                  435,36
Total keseluruhan biaya 3.042,19 Euro

Jika saya konversikan ke rupiah (tgl 04/08/2022 1 Euro = Rp 15.206,67), totalnya ialah Rp 46.261.579,41

*Biaya tes PCR & antigen tidak saya masukkan karena saya hanya memegang 2 kwitansi, kwitansi yang lainnya saya lupa di taruh dimana, jadi lebih baik saya tidak masukkan.
*Biaya tindakan medis di Kinderwunschzentrum sudah di potong 50% oleh asuransi.

Dan yang saya bingung tagihan dari Kinderwunschzentrum serta Andrologie, baru kami dapatkan pada bulan Maret 2022, selang 3 bulan pasca program kami selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hörverstehen A1 Part 13

 >> Teil 1 Das Mädchen möchte .... öfter mit ihren Eltern ausgehen. länger ausgehen dürfen. so alt wie ihre Freundinnen sein. Das Mädc...